Pengarang : Buya Hamka
Penerbit : Bulan Bintang
Penerbit : Bulan Bintang
Tahun Terbit : 2011
Tebal buku : 83 Halaman
Tebal buku : 83 Halaman
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Novel yang berjudul “ Di bawah Lindungan Ka’bah ” karya
Hamka ini menceritakan tentang kisah cinta yang tak sampai antara Hamid dan
Zainab , yang mereka bawa sampai liang lahat.
Awal cerita dimulai dari keberangkatan “Aku” ke Mekah guna memenuhi rukun Islam
yang ke-5 yaitu menunaikan ibadah haji. Alangkah besar hati “Aku” ketika
melihat Ka’bah dan Menara Masjidil Haram yang tujuh itu, yang mana sudah
menjadi kenang-kenanganku. “Aku” menginap di rumah seorang syekh yang pekerjaan
dan pencahariannya semata-mata memberi tumpangan bagi orang haji. Di sinilah
“Aku” bertemu dan mendapat seorang sahabat yang mulia dan patut dicontoh yang
bernama Hamid. Hidupnya amat sederhana,tiada lalai dari beribadat,tiada suka
membuang-buang waktu kepada yang tiada berfaedah, lagi amat suka memperhatikan
kehidupan orang-orang yang suci, ahli tasawuf yang tinggi. Bila “Aku” terlanjur
membicarakan dunia dan hal ihwalnya, dengan amat halus dan tiada terasa
pembicaraan itu telah dibelokkannya kepada kehalusan budi pekerti dan
ketinggian kesopanan agama.
Baru dua bulan saja, pergaulan kami yang baik itu tiba-tiba telah terusik
dengan kedatangan seorang teman baru dari Padang, yang rupanya mereka adalah
teman lama. Ia bernama Saleh, menurut kabar ia hannya tinggal dua atau tiga
hari di Mekah sebelum naik haji, ia akan pergi ke Madinah dulu dua tiga hari
pula sebelum jemaah haji ke Arafah. Setelah itu ia akan meneruskan perjalanannya
ke Mesir guna meneruskan studinya. Namun kedatangan sahabat baru itu, mengubah
keadaan dan sifat-sifat Hamid.
Belakangan Hamid lebih banyak duduk termenung dan berdiam seorang diri,
seakan-akan “Aku” dianggap tidak ada dan tidak diperdulikannya lagi. Karena
merasa tidak nyaman, maka “Aku” memberanikan diri mendekati dan bertanya
kepadanya, kabar apakah gerangan yang dibawa sahabat baru itu sehingga
membuatnya murung. Ia termenung kira-kira dua tiga menit,setelah itu ia
memandangku dan berkata bahwa itu sebuah rahasia. Namun setelah dibujuk agak
lama, barulah ia mau berbagi kedukaannya kepadaku. Dan ternyata rahasia yang ia
katakan ialah tentang masa lalu dan kisah cintanya dimasa itu. Saleh
mengabarkan kalau dia sudah menikah dengan Rosna yang kebetulan teman
sekolahnya dan sahabat Zainab juga.
Suatu ketika Rosna bertandang ke rumah Zainab, yang mana Zainab itu adalah
orang yang Hamid kasihi selama ini, namun ia tiada berani untuk memberitahukan
perasaannya itu kepada Zainab,mengingat jasa-jasa orang tua Zainab kepada Hamid
dan ibunya selama ini. Apalagi saat itu ibunya Zainab pernah meminta Hamid
untuk membujuk Zainab supaya mau dinikahkan dengan kemenakan ayahnya. Padahal
waktu itu Hamid berniat unuk memberi tahukan tentang perasaannya yang selama
itu dia simpan kepada Zainab,namun niatnya itu diurungkannya.
Betapa terkejutnya Hamid ketika ia dimintai tolong untuk membujuk Zainab supaya
mau dinikahkan dengan orang yang sama sekali belum ia kenal. Hamid gagal
membujuk Zainab, karena Zainab menolak untuk dinikahkan. Hamid pulang dengan
perasaan yang kacau balau, sejak saat itu Hanid memutuskan untuk merantau,
sebelum pergi ia menulis surat untuk Zainab. Setelah itu mereka tiada
berhubungan lagi, dan sampai sekarang pun ia masih menyimpan perasaanya itu.
Dan kedatangan Saleh kemarin memberitahukan bahwa ternyata Zainab pun menyimpan
perasaan yang sama, perasaan yang selama ini disimpan oleh Hamid. Saleh
memberitahukan bahwa kesehatan Zainab memburuk dan ia ingin sekali tahu
bagaimana kabar Hamid.
Setelah Zainab mendengar keberadaan Hamid di Mekah, Ia pun mengirim surat
kepada Hamid sebagai balasan surat Hamid yang dulu. Seminggu setelah itu,
Zainab pun menghembuskan nafasnya. Hamid tidak mengetahui kematian Zainab
karena pada saat itu iapun sedang sakit, sehingga temannya tidak tega untuk
memberitahukan kabar tersebut. Ketika Hamid sedang melaksanakan tawaf dan
mencium hajar aswad ia berdoa dan menghembuskan nafas terakhirnya.
UNSUR INTRINSIK :
1.Tema
Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah karya Hamka ini betemakan percintaan.
2.Tokoh
- Aku
- Hamid
- Saleh
- Engku Haji Ja’far (Syekh)
- Zainab
- Rosna
3.Latar/setting
- Mekkah (1927)
- Padang (masa anak-anak sampai remaja)
- Padang Panjang
- Madinah
4.Amanat
Pesan yang ingin disampaikan penulis dalam novel ini yaitu segala sesuatu membutuhkan pengorbanan. Kita sebagai manusia boleh berencana, berharap dan berusaha semaksimal mungkin, namun Allah jugalah yang menentukan semua itu.
5.Alur
Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu alur maju dan mundur.
6.Sudut pandang
Dalam menulis novel ini, penulis menggunakan sudut pandang orang pertama dan orang ketiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar