Bentuk
: Novel
Pengarang
: Agnes Davonar
Penerbit
: AD Publisher
Kota Terbit
: Jakarta
Tahun Terbit
: 2008
Ketebalan Buku
: 212 halaman
Sinopsis
“Surat
kecil untuk Tuhan” adalah sebuah buku yang diangkat dari kisah nyata perjuangan
seorang gadis remaja Indonesia bernama Gita Sesa Wanda Cantika atau Keke
melawan kanker ganas Rabdomiosarkoma atau dalama bahasa lokalnya kanker jaringan lunak.
Dia remaja aktif yang duduk di
kelas 2 SMP. Gadis cantik,
pintar, dan mantan artis penyanyi cilik berusia 13 tahun yang menjadi penderita
kanker jaringan lunak pertama di Indonesia.
Kanker ganas itu merubah wajahnya yang cantik dan menjadikannya seperti monster, bahkan dokter pun mengatakan kalau hidupnya hanya tinggal beberapa hari saja. Walau dalam keadaan sulit, Keke terus berjuang untuk tetap hidup dan tetap bersekolah layaknya gadis normal lainnya.
Kanker ganas itu merubah wajahnya yang cantik dan menjadikannya seperti monster, bahkan dokter pun mengatakan kalau hidupnya hanya tinggal beberapa hari saja. Walau dalam keadaan sulit, Keke terus berjuang untuk tetap hidup dan tetap bersekolah layaknya gadis normal lainnya.
Keke adalah anak ke-tiga dari tiga bersaudara. Dia mempunyai dua kakak laki-laki Chiko dan Kiki. Jadi diantara keluarga mereka, Keke adalah anak perempuan satu-satunya.
Suatu pagi Keke terbangun dengan mata kiri memerah yang
terasa perih dia pun sulit untuk benafas. Ayahnya membawa dia ke Dokter untuk
diperiksa.
Awalnya Dia pikir, keke hanya flu biasa dan kelelahan
sehabis mengikuti olah raga volley. Tetapi Dia
salah, ayahnya mendapatkan kabar kalau keke terserang kanker ganas. Dokter pun mengatakan Keke
terinfeksi kanker paling ganas dalam tingkatan kanker. Kanker ini masuk stadium
tiga dan perkembangannya setiap lima hari akan terus tumbuh bertambah besar.
Kanker inilah yang menyebabkan Keke sulit bernafas dan mata kirinya terus
memerah.
Dokter mengatakan
langkah untuk mengantisipasi kanker ini melalui operasi. Operasi yang dilakukan
adalah memotong tulang pipi lalu mata dan terakhir mengangkat setengah dari
wajah Keke.
Orang tua Keke sulit untuk mengambil keputusan, bagaimanapun juga
sebagai orang tuanya, mereka tidak tega melihat separuh wajah putrinya harus
hilang karena operasi. Maka, ayah berserta keluarga merahasiakan kanker itu
pada Keke. Mereka takut bila keke tahu harus dioperasi dengan kehilangan
sebagian wajah kirinya.
Hari demi
hari berlanjut, di wajah Keke mulai tumbuh gumpalan sebesar bola tenis dan
perlahan sebesar buah kelapa. Bahkan, kanker itu dengan tega menarik kulit mata
sebelah kirinya kebawah dan menggangu penglihatannya. Keke menangis, tapi tak
ada yang mau memberi tahu penyakit apa yang ada di wajahnya.
Ketika hari
terus berjalan, Keke mulai curiga penyakit apa yang dideritanya. Ayah Keke juga
tidak tega melihat putri kesayangannya kesakitan. Akhirnya Ayah setuju memberitahu
Keke apa penyakit yang ada di wajahnya selama ini.
Sekarang Keke tahu bahwa ia terserang kanker ganas, ia
pasrah dan tidak marah pada siapapun yang merahasiakan penyakit maut itu padanya.
Ia memberikan senyum kepada siapapun dan menunjukkan perjuangannya bahwa dengan
kanker di wajahnya ia masih mampu
berprestasi dan hidup normal di bangku sekolah.
Semangat Keke membuat sang Ayah tak mau menyerah dan
terus berjuang agar Keke dapat lepas dari vonis kematian. Perjuangan sang Ayah
menyelamatkan putrinya begitu mengharukan. Ayahnya berusaha untuk mencari pengobatan
alternatif dan berkeliling ke seluruh Indonesia, tapi hasilnya nihil. Mau tak
mau ayahnya kembali ke ilmu medis dan menurut dokter, ada satu cara lain yang
bisa membunuh kanker itu, kemoterapi.
Perjuangan Keke melawan kanker membuahkan hasil. Dengan segala upaya orang
tuanya. Keke mendapatkan kesempatan untuk sembuh
setelah bertahan selama 6 bulan melalui kemotrapi untuk membunuh sel-sel kanker
yang menggerogoti tubuhnya. Sekali Kemotrapi, mampu merontokkan semua rambut
yang ada di tubuhnya, dan tubuh kecil Keke harus menjalaninya hingga 25 kali untuk bisa sembuh.
Tuhan memberikan anugerah dalam hidupnya. Keke dapat bersama dengan keluarga serta
sahabat yang ia cintai lebih lama. Kasus kanker ganas yang diidap oleh Keke menjadi kasus pertama yang terjadi di
Indonesia dan menjadi sebuah perdebatan di kalangan kedokteran karena kanker
tersebut biasa hanya terjadi pada orang tua. Keberhasilan Dokter Indonesia
menyembuhkan kasus kanker tersebut menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus
membuat semua Dokter di Dunia bertanya-tanya.
Namun, kanker itu kembali
setelah sebuah pesta kebahagiaan sesaat. Keke sadar nafasnya di dunia ini semakin sempit. Ia tidak marah pada
Tuhan, ia bersyukur mendapatkan sebuah kesempatan untuk bernafas lebih lama
dari vonis 5 hari bertahan hingga 3 tahun lamanya.
Kanker itu datang lagi, namun kali ini dengan lokasi berbeda, di pelipis
mata sebelah kanan. Kali ini, ayahnya mencoba cara yang pertama, berharap bisa
membunuh kanker nakal itu. Kemoterapi pun dilakukan lagi, seluruh rambut Keke
rontok tak bersisa. Tapi sepertinya kanker itu mulai kebal dengan bahan kimia.
kanker itu tetap duduk manis di pelipis kanan Keke.
Akhirnya ayahnya mencoba pengobatan ke Singapura, disana dokterpun
menyarankan untuk operasi. Karena prosedurnya sama dengan pengobatan yang ada di Jakarta, mereka pun kembali ke Indonesia dengan kondisi
Keke yang semakin parah. Kanker itu mulai menyebar
ke seluruh tubuh, ke paru-paru, Jantung dan organ-organ lain. Satu hal yang membuat keluarganya terharu, dengan kondisi yang begitu
parah, semangat belajar Keke sangat tinggi, dia tetap ingin sekolah. Bahkan disaat tangan dan kakinya sudah tak mampu lagi digerakkan.
Waktupun berlalu dan kondisi Keke tak juga membaik hingga akhirnya dia
harus rawat inap lagi di RSCM dan mengalami koma selama tiga hari. Dalam massa
opname itu ada berita yang begitu membanggakan baik untuk Keke dan keluarganya
bahwa Allah memang memberikan cobaan sesuai kemampuan hambaNya. Keke
membuktikan semua itu.”Keke menjadi juara tiga di kelasnya dalam ujian akhir
sekolah.”
Tapi berita buruk datang padanya, dokter menyerah terhadap kankernya. Keke yang menyadari hidupnya akan berakhir kemudian
menuliskan “surat kecil untuk Tuhan” untuk terakhir kalinya.
SURAT KECIL UNTUK TUHAN
Tuhan . . .
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan didunia ini.
Tuhan . . .
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan didunia ini.
Tuhan . . .
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku terjadi pada orang lain.
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku terjadi pada orang lain.
Tuhan . . .
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu
Tuhan . . .
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu
Tuhan . . .
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya…
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya…
Tuhan . . .
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh, agar aku bisa
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh, agar aku bisa
menjadi wanita seutuhnya.
Tuhan . . .
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bisa memberikan kebahagiaan
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bisa memberikan kebahagiaan
kepada ayah dan sahabat-sahabatku
Tuhan . . .
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup
kepada siapapun yang mengenalku
Tuhan . . .
Surat kecil-ku ini
Adalah surat terakhir dalam hidupku
Surat kecil-ku ini
Adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali . . .
Ke dunia yang Kau berikan padaku . . .
Surat yang penuh dengan kebesaran hati remaja Indonesia yang berharap tidak
ada air mata lagi di dunia ini terjadi padanya, terjadi pada siapapun. Keke menyerah pada
hidupnya, ia tidak kuat lagi dan pergi meninggalkan orang-orang yang ia cintai
selamanya.
Unsur Intrinsik
Tema :Perjuangan seorang Remaja melawan penyakit kanker
Ganas (Rabdomiosarcoma), tetapi memiliki semangat untuk Hidup.
Tokoh dan Penokohan
a.Tokoh
Utama : Githa Sesa Wanda Cantika (Keke)
Seorang remaja yang aktif,cerdas,dan percaya diri. Memiliki Keinginan dan cita-cita dirinya sendiri,walau
hidupnya tidak akan lama lagi.
Joddy Tri Aprianto (Ayah Keke)
Seorang ayah yang bijaksana dan perhatian kepada ketiga Anaknya.
b.Tokoh
Pembantu :
Chiko (Kakak Keke yang pertama)
Seorang yang bisa
membagi waktu antara kuliah dan bekerja tanpa merepotkan orang tua.
Kiki (Kakak Keke yang
kedua)
Suka Bercanda dan sedikit jahil kepada Keke.
Andi (Pacar Keke)
Pehatian dan Penyayang.
Fadha, Maya, Shifa, Ida, Andhini (Sahabat Keke)
Baik, setia menemani Keke Disaat-saat terakhir Keke
baik, setia Kawan.
Pak Iyus
Sangat setia pada keluarga Keke.Baik penyabar,
perhatian terhadap Keke.
Angel
Sombong,norak,dan suka mengejek sesama temannya.
Prof.Mukhlis
Seorang Profesor yang ahli dalam bidang kanker. Prof Mukhlis sangat berjuang dalam
mengatasi penyakit kanker Keke.
Alur/plot : Maju
Latar / Setting
Latar Waktu : Malam hari, Pagi hari, Siang yang panas,
Sore hari.
Latar Tempat : Kota Jakarta,
Rumah Sakit Ciptomangunkusumo, Rumah Keke, Sekolah Al-Kamal, Singapura, dll.
Latar Suasana : Mengharukan,
Menyenangkan, Menyakitkan.
Sudut Pandang : Tokoh Utama sebagai “Aku”
Amanat : Jangan mudah menyerah menjalani hidup ini. Selalu berikanlah harapan
kepada siapapun disisi mu yang mengalami sebuah kesedihan dengan kata-kata
indah agar dia sadar bahwa sesungguhnya dunia ini begitu indah.
.... Lihat Video Trailernya ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar